Saya punya pengalaman buruk dengan sikap APATIS. Dulu waktu tingkat
satu-satu(1-1), ketika baru jadi taruna, yah namanya juga anak yang baru
lulus SMA jadi wajar kalau idealismenya tinggi, jadi apa-apa yang
kulakukan pasti nggak begitu mikiran teman-teman lain. Waktu itu dalam masa MABINTAL kita di gembleng habis-habisan sama para Bintar dan Senior, kekuatan fisik dan mental pun di uji, namanya juga capek badan dan capek pikiran, suatu ketika ada senior yang memberi sedikit makanan kepadaku, saya sempat berpikir apa yang harus saya lakukan dengan sepotong roti ini, apa harus dibagi rame-rame dengan 26 teman lain,
atau dibagi dengan saudara asuh, atau dengan teman-teman yang sama-sama berasal dari nganjuk, atau dimakan sendiri toh juga cuma sepotong.
atau dibagi dengan saudara asuh, atau dengan teman-teman yang sama-sama berasal dari nganjuk, atau dimakan sendiri toh juga cuma sepotong.
Akhirnya pilihan terakhirlah yang kulakukan, suatu keputusan yang membuatku menyesal. Karena setelah roti itu habis kumakan sendirian, karena memang jadwal mabintal yang padat membuat perutku terasa sangat lapar, ada seorang teman yang memergoki aku lagi makan roti sendirian, tanpa bagi-bagi keteman lain. yah...akhirnya aku sempat di jauhi, cuam gara-gara sepotong roti yang mungkin jika dirumah bisa dengan mudah aku membelinya yang bahkan di dalam kulkas di rumah bisa kudapat dengan mudah, tapi karena keadaannya sedang mabintal yang notabenenya fisik kami dipaksa untuk terus beraktfitas sehingga perut kami selalu terasa keroncongan walaupun baru selesai makan, jadi itu yang membuat setiap calon taruna selalu sensitif jika masalah makanan. Terlepas dari itu semua, sikap apatis yang kulakukan itu adalah sikap yang keliru,karena hanya karena sepotong roti saja membuat hubungan pertemanan kami jadi terganggu, padahal jika dipikir-pikir, nggak makan roti itupun gak bakalan mati, atau berbagi dengan teman-teman yang lain pasti bisa mempererat tali persaudaraan kami.
Oke...itu cuma satu contoh kecil yang pernah kualami, masih banyak pengalaman lain yang bahkan lebih kompleks, yang belum bisa saya posting sekarang , mungkin lain waktu saya bisa share ketemen-temen. Mungkin itu alasannya, kenapa senior-senior saya dulu sering ngasih hal-hal yang kecil atau sedikit tapi semua harus sama-sama ngerasain, contohnya permen satu dimakan satu barak, roti satu di bagi 27 orang, itu semua adalah untuk memupuk jiwa KORSA kami semua. Intinya, sekarang saya sudah sadar kalau hidup itu akan lebih berarti jika kita bisa berguna bagi orang lain, bukan cuma yang penting kita bisa hidup.
Jadi buat temen-temen yang merasa pernah saya sakiti hatinya atau saya pernah buat salah kepada kalian saya minta maaf ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jika ada kesalahan atau tambahan bagi materi yang saya postkan mohon di share di kotak komentar, demi kebaikan bersama, terima kasih